5/15/2017

BURUNG KOLEANGKAK MINTA HUJAN





Cerita rakyat banten(jawa barat). Diceritakan kembali oleh soedjiah

Ada seorang janda mempunyai anak perempuan yang amat cantik. Hidup mereka sangat miskin. Ia mempunyai sahabat seorang petani yang mempunyai anak laki-laki yang gagah. Petani itu tidak kaya tapi penghasilan sawah dan ladangnya cukup untuk makan mereka dan anak-anaknya.
Pada suatu hari si petani berkatalah  kepada janda sahabatnya, katanya, "Jika diperboleh kan aku ingin sekali memanggil menantu kepada anak gadismu."
jawab janda itu," biklah aku seteju,asal anakmu tidak kecewa nantinya,karena anak perempuanku anak orang miskin."
Ujar petani ," Tausah khawatir, hal itu memang telah kami maklumi. Bila kau betul-betul sudah setuju besok kita pertunangkan dan tahun depan bolehlah di kawinkan.

Kedua belah pihak telah sepakat, kemudian maksud mereka segera di laksanakan.Sejak itu persahabatan nya semakin erat. Sijanda di beri pakaian dan kadang-kadang dikirimi makanan oleh petani sahabatnya yang amat iba melihat calon besan hidup nya yang sangat melarat itu.
Pada suatu hari si janda jatuh sakit. Ia merintih-rintih ingin sekali makan pisang. Ingin membeli tapi mereka tidak mempunyai uang, dan ingin meminta kepada calon besannya rumahnya sangat jauh. Anak perempuan nya di suruh pergi ke tetangga untuk meminta pisang. Beberapa rumah telah didatangi tapi tak seorang pun sudi memberinya. Bahkan sebaliknya ada beberapa yang tak segan-segan mengumpat dan memakinya.

Akhirnya anak itu pulang dengan hampa tangan. Kurang lebih tengah malam janda itu meninggal dunia.
Selain anak perempuannya tak ada lagi orang lain yang berada di sisinya menunggu kematian janda itu. Jenazah itu oleh anak perempuannya dibaringkan disudut rumah di tutupi dengan tikar tua . Tetangga-tetangga pura -pura tidak tau dan malahan menjauhkan diri.
Semalaman anak perempuan itu menangisi ibunya, tak sekejapun ia tidur. Menjelang subuh terdengar suara krusuk-krusuk, ribut-ribut di sudut rumah dimana terbaring jenazah ibunya. Segera setelah hari menjelang siang, ditengoklah. Jenajah hilang musnah, seluruh umah di cari tidak ketemu.
Dekat rumah ada pohon randu besar. Dari atas puncaknya terdengar ada suara burung KOLEANGKAK; sambil mengucapkan kata dengan lagu yang memilukan.

Koleangkak! anak
Ulah sok ceurik cumeurik
Tuturkeun kalangkang indung
Artinya,
Koleangkak! anak
Berhentilah jangan kau menangis terus menerus
Turutilah bayangan ibu.

Anak perempuan itu menengadah. Terlihat olehnya seekor burung KOLEANGKAK yang memandang kepadanya dengan rasa kasih seorang ibu. Tahulah ia apa yang terjadi. Ibunya telah menjelma menjadi burung koleangkak. Burung itu bernyanyi terus menerus. Sambil bernyanyi, terbang dari dahan ke dahan kemudian dari pohon ke pohon. Anak perempuan itu terus mengikutinya kemana burung itu terbang, tanpa mengenal haus dan lelah. Akhirnya burung sampai ke petani sahabatnya dan hinggap di pohon kadu dekat pintu calon mertua anaknya. Burung terus bernyanyi. Di situ ia berganti lagu.

Koleabgkak ki-warang
Koleangkak ki-warang
Geus sakieu bagja kula
Anakmah nyerem keun bae.
Artinya,
Koleangkak kyai-besan
Koleangkak nyai-besan
Telah menjadi nasibku begini
Kuserahkan saja anaku pada kalian.

Petani suami istri yang waktu itu ada dirumah, heran mendengar ada burung koleangkak dengan lagu yang aneh itu. Suaranya mirip suara bakal besannya dan kedengaran sangat mengibakan, menyayat hati. Mereka segera keluar di carinya arah bunyi itu. Terdengar dari pohon kadu lalu di tengok. Ketika terlihat ada burung koleangkak, buru-bru ia memanjatnya .  burung di tangkap tapi tak kena. Burung lolos dari tangkapan, terus terbang membubung ke angkasa, meninggi sampai hilang dari pandangan.

Taklama kemudian datanglah calon menantunya terengah-engeh lari mengikuti burung KOLEANGKAK. Sambil tetisak-isak menceritakan kisah ibunya yang telah menjelma menjadi burung KOLEANGKAK. Petani suami istri amat terharu mendengar cerita bakal menantunya itu.
Anak perempuan itu tak diperbolehkan pulang dan di minta tetap tinggal dengannya. Anak tadi mau, dan setelah beberapa lama tinggal di bakal calon mertuanya ,dikawin kanlah ia dengan anak lelaki petani tersebut.
Setahun telah lampau ,kedua  suami istri itu hidup dengan rukun dan damai, pada suatu hari berkatalah si suami kepada istriny," Cobalah lihat kepalaku sebentar, terasa gatal."

Istrinya menolak ,jawabnya," jika kau ingin hidup berdampingan dengan aku untuk selama-lamanya jangan lah minta di kutui. Itu pantangan yang tak berani ku langgar. Aku selalu ingat kata-kata dan pesan ibu terakhir waktu akan meninggal dunia.
Katanya," bila kau bersuami nanti, hati hatilah. Jangan engkau mau mengutui suamimu,itu amat pantang bagimu.
Ingat-ingatlah jangan sekali kali kau berani melanggar larangan ini. Bila kau tak mengindah kan kataku ini, kau akan kembali kepada mula asalmu, menjadi burung KOLEANGKAK, Membubung tinggi ke angkasa mengikuti ibumu."
tapi suaminya tak mau mengindah kan kata-kata itu ia terus saja mendesak. Akhirnya dengan berat istrinya menuruti kehendaknya . Laki-laki itu tiduran, kepala di letakan di pangkuan istrinya.
Sambil mengutui perempuan itu bernyanyi.

Koleangkak indung
Ulah mulang kah kahyangan
Mun tacan reujeung jeung kula
Artinya,
Koleangkak! ibu
Jangan pulang ke kahyangan dulu
Bila tidak bersama dengan aku

Selama mengutui itu dengan berangsur-angsur tumbuh lah bulu pada tubuhnya. Akhirnya ia menjadi burung KOLEANGKAK seperti ibunya dulu terbang hinggap di bubungan atap.
Sementara itu suaminya, karena enaknya dikutui dan di senandungkan . Dipanggil-panggil tak menyahut, di cari-cari tak ada jejak bekasnya. Terdengarlah di atas bubungan rumah suara burung KOLEANGKAK, suaminya menengadah. KOLEANGKAK menyanyikan lagu sedih berulang-ulang.

Koleangkak kaka
Koleangkak bapa
Koleangkak ambu
Kula mah ulah disiar
Deuk nuturkeun sakadang indung
Artinya,
Koleangkak kaka
Koleangkak bapak
Koleangkak emak
Aku janganlah di suruh mengutui
Aku hendak mengikuti bapak ibu.

Setelah melihat suaminya, burung KOLEANGKAK berhenti bernyanyi. Ia memanggil lakinya katanya ,"Disinilah aku, tak usah minta di kutui. Aku akan menyusul ibuku, sekarang juga."
Burung KOLEANGKAK lalu terbang membubung tinggi ke angkasa sampai hilang dari pandangan.
Suaminya sangat sedih dan kecewa. Akhirnya ia menderita sakit beberapa lamanya. Hatinya merana, menyesali nasibnya, tak ada obat penyembuhnya, lalu meninggal dunia.
Oleh sebab itu sekarang bila ada KOLEANGKAK berbunyi itu pertanda akan hujan . Kata orang si janda waktu meninggal jenazahnya tidak dimakamkan setelah jadi burung KOLEANGKAK ia terus menerus berseru meminta segera di mandikan .


0 komentar