5/01/2017

Legenda desa panyalahan Tasikmalaya





Cerita rakyat dari tasikmalaya.Diceritakan kembali oleh soepanto

Dahulu kala hidup dua orang suami istri yang sangat baik hati. Mereka mempunyai binatang piaraan tidak sedikit jumlahnya. Di antara binatang piaraan itu, terdapatlah seekor harimau yang telah di jinakan. Harimau mereka itu periharaan dari kecil. Kebahagian suami istri itu serasa bertambah besar, srtelah lahir anak mereka seorang bayi yang montok dan menggemaskan.

Setiap pagi , mereka pergi ke ladang untuk mengurus ladangnya, bayinya di tinggalkan di rumah. Penjagaan terhadap keselamatan si bayi itu di serahkan kepada si harimau. Harimau itulah yang harus menjaga si bayi, agar terhindar dari marabahaya yang akan menempuhnya.

Setelah berbulan-bulan berlalu tanpa halangan apapun, terjadilah peristiwa yang sangat menyedihkan . Pada suatu hari, pagi menjelang siang ketika suami istri itu pulang dari ladang, di halaman mereka di jemput oleh harimau mereka. Dengan mesranya harimau itu mengibas-ngibas ekornya, sambil menggosok-gosok kan badannya kepada suami istri itu.

" Tingkah laku harimau ini beda dari biasanya," pikir suami istri itu. " Apakah yang terjadi ? Tentulah ada peristiwa yang penting," baru berpikir-pikir demikian, di ketahui nyalah oleh mereka bahwa mulut harimau itu berlumuran darah . Mereka sangat terkejut melihat itu. dan teringat lah ia akan bayinya yang di percayakan kepada harimau itu.

" Tentulah harimau keparat ini telah menerkam dan memakan bayiku yang sangat ku cintai," begitu pikir mereka . " Dan perbuatan nya yang ganjil menjemput kedatangan ku ini hanya untuk ulas-ulas, sebagai penutup perbuatan nya yang jahat." seketika berkobarlah kemarahan si suami. " Binatang keparat!" Umpatnya. " Tak tahu membalas budi. Sejak kecil kupelihara dengan baik. Kini kau membalas jasaku dengan kejahatan. Kau telah membunuh anakku."

Karena sangat marahnya, suami itu lalu menghunus " bedog " nya. Sambil memancung leher harimau itu, menggertaklah ia dengan geramnya, " terimalah kini hukumanmu. Hutang darah harus di bayar dengan darah." Si harimau mati seketika itu pula. Dengan menangis si istri lari kedalam rumah, akan melihat bayinya. Si suami, setelah menyepak bangkai harimau itu sebagai pelampiasan dendamnya, larilah kedalam menyusul istrinya.

Apakah yang mereka dapatkan bayinya terbaring di ayunan dengan tidak bergerak-gerak. Di rabanya tubuh bayi itu. Masih hangat. Barang kali belum lama meninggal, di goncang-goncangkannyatubuh bayi itu agak keras. Tak lama kemudian , mata si bayi nampak terbuka, dan setelah melihat ayah ibunya di dekatnya, bayi itu tersenyum manja.

Suami istri itu bersukur bayinya masih hidup. Kemudian mereka mendapatkan bangkai seekor ular yang sangat besar dan berlumuran darah tergoler di dekat ayunan anaknya itu. Tahulah mereka, bahwa si harimau sebenarnya telah berjasa menyelamatkan jiwa anaknya dari bahaya maut, dari serangan si ular.

Maka sangat menyesallah mereka sangat tergesa-gesa membunuh harimau itu tanpa mengusut perkaranya lebih dahulu. Itu terjadi karena "SALAH TERKA" dalam bahasa sunda "NYALAHAN". Untuk memperingati peristiwa itu, maka tempat tinggal itu lalu dinamakannya "PANYALAHAN". Lama kelamaan, penyalahan makin banyak penduduknya, sampai menjadi sutu kampung yang ramai. Demimian lah cerita tentang DESA PENYALAHAN, termasuk wilayah kawadanan karangnunggal.

Menurut keterangan mereka yang berasal dari DESA PANYALAHAN, karena akibat dari harimau yang terbunuh tanpa dosa itu, sampai sekarang senjata apapun yang di arahkan (ditujukan) untuk membunuh harimau, tidak mempan, dan tidak mengenainya.

0 komentar