Cerita rakyat ini berasal dari Tapanuli
Melanjutkan cerita Manggarang guring begu epiaode 1 kini mari kita lanjutkan ke episode 2
Setelah semua persyaratan sudah lengkap persidangan pun dimulai pertama-tama hakim menanyakan kepada mereka berdua akan perkara yg mereka hadapi dan mereka pun menjelaskan dengan sejelasnya bahwa mereka tengah memperbutkan anak yg diyakini itu anakanya sendiri si ayah asli mencoba menjelaskan kepada hakim bahwa si ayah yg palsu itu bukan manusia dan dia bisa berubah menjadi sosok yg mirip dengan dirinya tetapi hakim tidak percaya begitu saja tanpa ada bukti yg kuat mengingat mereka berdua sangat mirip bagai pinang terbelah menjadi dua,
Hakim bertanya kepada anak itu "nak, apakah kamu benar-benar tidak mengetahui yg mana ayahmu yg asli!?" si anak pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja dia tidak tau yg mana ayahnya yg asli. "saya tidak tau harus bagaimana menentukan siapa yg salah dan siapa yg benar jika anaknya sendiri tidak bisa menebak apalagi saya dan yg lain" kata hakim itu, hakim pun mencoba untuk mencari jalan keluarnya,
setelah hakim berunding dengan para jaksa dan yg lainnya akhirnya hakim mempunyai ide untuk memecahakan kasus ini "saya dan para jaksa lainnya sudah sepakat untuk memberikan sebuah ujian kepada kalian" kata hakim, "apa ujian itu pak hakim yg terhormat?" kata mereka berdua, hakim pun menjawab "kalian harus berjalan kaki ke puncak gunung sambil memikul gentong besar yg berisi anak kalian" anak yg mereka perebutkan akan dimasukan kedalam gentong besar yg nantinya mereka pikul, "bagaimana apakah kalian setuju?" kata hakim, lalu mereka menjawab "setuju" dan salah satu dari mereka bertanya kepada hakim "kapan ujian itu akan dimulai?" lalu hakim pun mejawab "besok pagi kita akan mulai" maka persidangan pun ditunda hingga besok pagi untuk berjaga-jaga kedua orang itu untuk sementara harus tinggal di ruang tahanan,
besoknya pagi-pagi orang-orang sudah berkumpul di sebuah kaki gunung yg akan mereka berdua daki, yg mendapat giliran pertama adalah si ayah yg asli, dia mulai berjalan sambil memikul gentong besar berisi anaknya menelusuri jalan setiap langkah dari gunung itu, baru setengah perjalanan si ayah mulai kecapean dan berkata dengan lemas dan nafas yg ter engah-engah "yg sabar ya nak ayah akan berusaha menyelamatkanmu walau harus berkorban nyawa sekalipun, aku harus kuat demi anaku" sontak si anak pun masih bisa mendengarkan perkataan ayahnya dari dalam gentong itu, dan dengan ketekunan dan kerja keras si ayah akhirnya si ayah dapat menyelesaikan tugas hakim,
kini tiba giliran si ayah palsu yg tak lain adalah manggarang guring begu yg harus melakukan hal yg sama yaitu memikul gentong besar yg berisi anak itu, mulailah manggarang memikul gentong itu dan mulai berjalan menelusuri jalan menanjak menuju ke puncak gunung baru setengah perjalanan ia tempuh kini ia merasakan letih dia sudah mulai kesusahan untuk menaiki gunung itu, kini manggarang pun mulai mengeluh dan menggerutu "Andai saja kalo bukan anak sial ini aku sudah tidak mau melakukan ini, ini hanya membuatku tersiksa dasar anak pembawa sial!" si anak pun bisa mendengarkan perkataan si Ayah palsu itu.
kini manggarang telah kembali dengan menyelesaikan tugas yg diberikan hakim, selesai maka di keluarkanlah si anak dari gentong besar itu dan hakim pun bertanya kepada anak itu "bagaimana nak apa sekarang kamu sudah tau jawabanya" si anak pun menjawab "yah pak hakim aku sudah tau" hakim pun bertanya kembali "jadi yg mana Ayahmu yg Asli?" si Anak menjawab "Ayahku yg asli adalah dia yg mendapat giliran pertama dalam tugas ini"
Singkat cerita si anak pun bisa mengetahui yg mana ayahnya yg asli lewat mendengar pembicaraan mereka sewaktu di perjalanan menuju puncak gunung, akhirnya manggarang guring begu pun mengakui kesalahannya warga pun mengusirnya dari desa, desa pun menjadi aman tanpa ada gangguan seperti hari kemarin.
TAMAT.....
<<<<<<<<<<<Kembali ke episode 1
Melanjutkan cerita Manggarang guring begu epiaode 1 kini mari kita lanjutkan ke episode 2
Setelah semua persyaratan sudah lengkap persidangan pun dimulai pertama-tama hakim menanyakan kepada mereka berdua akan perkara yg mereka hadapi dan mereka pun menjelaskan dengan sejelasnya bahwa mereka tengah memperbutkan anak yg diyakini itu anakanya sendiri si ayah asli mencoba menjelaskan kepada hakim bahwa si ayah yg palsu itu bukan manusia dan dia bisa berubah menjadi sosok yg mirip dengan dirinya tetapi hakim tidak percaya begitu saja tanpa ada bukti yg kuat mengingat mereka berdua sangat mirip bagai pinang terbelah menjadi dua,
Hakim bertanya kepada anak itu "nak, apakah kamu benar-benar tidak mengetahui yg mana ayahmu yg asli!?" si anak pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja dia tidak tau yg mana ayahnya yg asli. "saya tidak tau harus bagaimana menentukan siapa yg salah dan siapa yg benar jika anaknya sendiri tidak bisa menebak apalagi saya dan yg lain" kata hakim itu, hakim pun mencoba untuk mencari jalan keluarnya,
setelah hakim berunding dengan para jaksa dan yg lainnya akhirnya hakim mempunyai ide untuk memecahakan kasus ini "saya dan para jaksa lainnya sudah sepakat untuk memberikan sebuah ujian kepada kalian" kata hakim, "apa ujian itu pak hakim yg terhormat?" kata mereka berdua, hakim pun menjawab "kalian harus berjalan kaki ke puncak gunung sambil memikul gentong besar yg berisi anak kalian" anak yg mereka perebutkan akan dimasukan kedalam gentong besar yg nantinya mereka pikul, "bagaimana apakah kalian setuju?" kata hakim, lalu mereka menjawab "setuju" dan salah satu dari mereka bertanya kepada hakim "kapan ujian itu akan dimulai?" lalu hakim pun mejawab "besok pagi kita akan mulai" maka persidangan pun ditunda hingga besok pagi untuk berjaga-jaga kedua orang itu untuk sementara harus tinggal di ruang tahanan,
besoknya pagi-pagi orang-orang sudah berkumpul di sebuah kaki gunung yg akan mereka berdua daki, yg mendapat giliran pertama adalah si ayah yg asli, dia mulai berjalan sambil memikul gentong besar berisi anaknya menelusuri jalan setiap langkah dari gunung itu, baru setengah perjalanan si ayah mulai kecapean dan berkata dengan lemas dan nafas yg ter engah-engah "yg sabar ya nak ayah akan berusaha menyelamatkanmu walau harus berkorban nyawa sekalipun, aku harus kuat demi anaku" sontak si anak pun masih bisa mendengarkan perkataan ayahnya dari dalam gentong itu, dan dengan ketekunan dan kerja keras si ayah akhirnya si ayah dapat menyelesaikan tugas hakim,
kini tiba giliran si ayah palsu yg tak lain adalah manggarang guring begu yg harus melakukan hal yg sama yaitu memikul gentong besar yg berisi anak itu, mulailah manggarang memikul gentong itu dan mulai berjalan menelusuri jalan menanjak menuju ke puncak gunung baru setengah perjalanan ia tempuh kini ia merasakan letih dia sudah mulai kesusahan untuk menaiki gunung itu, kini manggarang pun mulai mengeluh dan menggerutu "Andai saja kalo bukan anak sial ini aku sudah tidak mau melakukan ini, ini hanya membuatku tersiksa dasar anak pembawa sial!" si anak pun bisa mendengarkan perkataan si Ayah palsu itu.
kini manggarang telah kembali dengan menyelesaikan tugas yg diberikan hakim, selesai maka di keluarkanlah si anak dari gentong besar itu dan hakim pun bertanya kepada anak itu "bagaimana nak apa sekarang kamu sudah tau jawabanya" si anak pun menjawab "yah pak hakim aku sudah tau" hakim pun bertanya kembali "jadi yg mana Ayahmu yg Asli?" si Anak menjawab "Ayahku yg asli adalah dia yg mendapat giliran pertama dalam tugas ini"
Singkat cerita si anak pun bisa mengetahui yg mana ayahnya yg asli lewat mendengar pembicaraan mereka sewaktu di perjalanan menuju puncak gunung, akhirnya manggarang guring begu pun mengakui kesalahannya warga pun mengusirnya dari desa, desa pun menjadi aman tanpa ada gangguan seperti hari kemarin.
TAMAT.....
<<<<<<<<<<<Kembali ke episode 1
1 komentar
Gilaaaa ini ceritanya masuk dan dibahas di Youtube-nya Arashi , wah om om badai pinter banget sih bisa ambil cerita bahkan gue aja gatau ada cerita ini.
Thx ya min!
Post a Comment